Headline

IMAGE-1 IMAGE-2 IMAGE-3 IMAGE-4 IMAGE-5 IMAGE-5

Jumat, 22 November 2013

Mahabarata Kehidupan

Semua ini aku tulis bukan untuk membeberkan kekuranganku, melainkan sebagai sebuah sarana intropeksi dan tulisan untuk membubuhkan cerita setiap menit dan nafas kehidupan yang aku lalui. Sebagai sebuah cerita yang ingin aku tunagkan dalam paragrap kitab "Mahabarata Kehidupan" untuk mengusir kekhawatiran dan kegalaulan dalam melangkah maju.

Aku tercipta untuk menjadi bagian ekosistem dunia ini. Berada di sebuah planet dengan kandungan air yang tinggi diantara lainnya. Aku tercipta di galaksi ini, bersama dengan flora dan fauna dalam tatatanan bima sakti. Kuliah kehidupan telah kujalani lebih dari 22 tahun. Aku belajar mendenganr, berbicara, dan merasakan ciptaan Tuhan yang ada disekitarku. Impianku hanyalah hidup sejahtera, bahagia, dan bersahaja. Memiliki teman yang selalau menjadi pelita dalam merapa jalan takdir yang telah diuratkan. Beristri jelita nan bersahaja pula. Anak yang patuh, cerdas dan bertanggung jawab menjadi idaman yang tak pernah lelah aku tuangkan dalam doa.


Saat ini, aku hanyalah manusia biasa, tidak bergelimang harta dan tidak juga berparas sempurna. Aku hanya melihat dunia ini lewat kacamata individu yang kecil, sehingga dunia memang terasa luas dan tak mudah untuk ditaklukan. Sunah Nabi-ku menceritakan manusia dijamanku ini hanya berumur 63 tahun saja. Lebih dari itu berart bonus, dan kurang dari itu adalah diskon. Aku sekarang memiliki sisa umur 41 tahun kurang lebihnya. Aku bermimpi untuk berkunjung ke tanah suci (Makah, Madinah, dan Palestina) untuk mengunjungi tiga masjid besar. Kemudian ke Turki untuk berkunjung ke peninggalan bersejarah, Hagya Sofia. Ke tanah Eliabeth untuk mengetahui seberapa besar tanah yang pernah diperintah oleh seorang raja bergelar "Lion Heart" itu. Lantas menuju pelosok dunia ini untuk menambah rasa syukur dan memperiapkan muara terakhir kehiduapanku.

Aku kurang begitu optimis dapat melakukan perjalanan ini. Kehidupan ini tidak ada yang tau pasti akan berakhir kapan, dimana, dan dipangkuan siapa. Aku hanya selalu melayangkan surat pada Tuhanku, kemanapun takdir ini akan membawaku, aku akan menjalankan semua dengan usaha yang terbaik. Selayaknya seorang aktor yang selalu siap dengan jalan cerita sutradaranya. Selayaknya seorang hamba yang pasrah akan takdirnya. Tugasku bukan untuk mengubah rencana atau takdir kehidupan, tugasku hanyalah untuk terus melangkah maju hingga takdirku yang sebenarnya itu terungkap.

Betapa bahagia orang yang menikah karena cinta, disatukan dalam bahtera keluarga penuh kasih sayang, dan juga hidup bersahaja dengan pasangan dan keluarga kecilnya. Perjalanan asmaraku belum diizinkan bermuara oleh sutradara kehidupan. Aku tak tahu siapa aktris pendamping untuk berbagi peran kehidupan. Namun begitu, bagi Meraka yang pernah mengisi hati ini selalu aku rindukan, untuk selalu berbagi suka dan duka layaknya seorang sahabat. Jika sebuah persahabatan bisa menjelma kisah percintaan yang hangat, mengapa kisah cinta susah sekali menjadi ikatan persahabatan dan persaudaraan?

Aku lakuakan yang terbaik untukmu, tanpa pernah membayangkan ujung cerita yang perih atau indah. Aku ingin menyayangi dan menjagamu, tanpa peduli itu kewajiban siapa. Tapi aku tidaklah pernah menyesali apa yang terjadi, bukan karena aku tak memiliki hati, tapi karena aku telah mengambil sebuah langkah yang benar menurut agama dan etika, mekipun aku menolak dengan logika. Untuk mereka, aku selipkan pula pesan pada Tuhanku untuk membahagiakan pertalian hidupnya, meningkatkan derajatnya, serta semoga dipertemukan di kehidupan kekal kelak. 

Kini aku masuk proses pematangan diri, diwiuda dengan gelar sarjana keuangan. Keren bukan? meski bukan universitas negeri, tapi aku bangga dengan kampusku. Ini bukanlah kampus idamanku saat dulu di SMA, bukan pula kampus favorit yang diidamkan oleh siswa di negeriku. Tapi disini aku dididik dengan benar, dipertemukan dengan sahabat yang benar pula, dihargai sebagai individu yang bermartabat. Setiap tahun akademisku aku menyeleaikannya dengan memuaskan. Aku memenangkan karya tulis disini, juara olimpiade regional dan nasional, serta didaulat sebagai presiden mahasiswa.

Namun hal itu tidak pernah aku anggap penuh arti, aku hanya ingin bermanfaat untuk teman, saudara, dan sahabatku tercinta. Sampai saat ini aku belum tau apakah aku ini sudah bermanfaat bagi mereka. Aku rasa belum benar-benar bermanfaat. Karena jadi bermanfaat untuk orang lain itu relatif, semua hal bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Tapi hal itu akan sangat berat ketika tidak ada ketulusan dalam hati, ketegaran dalam jiwa, dan kesadaran otak untuk menggerakkan bagian tubuh untuk maju hingga terungkan takdir dan berakhir pada muara kehidupan yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar