Headline

IMAGE-1 IMAGE-2 IMAGE-3 IMAGE-4 IMAGE-5 IMAGE-5

Minggu, 16 November 2014

Impian, Tantangan dan Perjuangan (Prolog AOUC)

Artikel ini mengawali tulisanku dalan Serial perjalanan Account Officer UnderCover (AOUC). Kedepannya, aku akan menggunakan istilah AOUC ini dalam artikel yang memuat cerita ataupun opini pribadi seputar bidang pekerjaan. Jangan disamain dengan judul "Jakarta Undercover" ya, singkatan ini cuma buat mempermudah. Hal lain yang melatari pengambilan istilah ini adalah karena motif utama penulisan cerita ini adalah untuk memberikan informasi seputar serba serbi yang melekat pada seorang yang berprofesi sebagai "ujung tombak" perusahaan perbankan. Nah sekarang, monggo dibaca artikelnya.
Setiap manusia memiliki impian dalam benaknya. Begitu bearnya pengaruh impian terhadap keberhasilan seseorang, Proklamator kita, Soekarno mengingatkan "Jangan takut bermimpi besar, karena berfikir kerdil pada suatu bangsa hanya akan membahayakan rakyat di dalamnya". Dalam ranah individual, impian seseorang menajdi sangat penting karena ia menjadi tolak ukur dan motifasi setiap langkah yang diayuhkan anak Adam.

Aku sendiri selalu punya impian. Ga terlalu banyak impian yang aku punya. Tapi yang jelas impian itu bear dan dapat diwujudkan. Aku tuliskan impianku disini agar aku juga selalu ingat kemana dan untuk apa setiap langkah ini aku ayunkan. Aku ingin memiliki sebuah perusahaan yang besar, berskala internasional dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat dunia. Banyak yang tanya, kalau aku punya impian begitu, kenapa ga wiraswasta / usaha aja? Ngerintis usaha dari kecil dan dari sekarang? hee

Banyak banget jawaban, alasan, dan pertimbangan kenapa aku milih kerja daripada wiraswasta sekarang ini. Waktu mahasiswa aku pernah nyoba merintis usaha, dari jualan pulsa, jualan sepatu, terakhir jualan tiket dan biro wisata. Melalui bendera Lights Corp, usaha travel udah mulai jalan sebenarnya, tender demi tender mulai aku dapatkan. Hingga akhirnya tugas akhir pun datang, kesibukan teralihkan, dan error deh usahanya. Piutang banyak yang tidak tertagih, pesanana banyak yang tidak diakomodasi, dll. Hingga kolaps lah, karena modal terus tergerus untuk mengcover beban administrasi usaha.

Karena aku kuliahnya gratis, -dapet beasiwa pendidikan full dari kampus-, maka kalau ga lulus skripsi dan selese kuliah tepat waktu aku bisa kena DO, oleh karena itu lebih milih fokus deh sama TA dan adminisrai kampus lainnya. Lulus dari kampus dengan predikat istimewa memang membanggakan, tapi tetap saja kalo ga dapet kerja ya ga bisa makan. Singkat cerita, ada job fair perusahaan BUMN dikampus, aku nyoba masukin cv ke salah satu bank besar anak Bank BUMN terbesar di negeri ini, dan syukurnya diterima.

Aku beruntung sebenarnya karena saat ini bekerja di sebuah bank. Tugas utama adalah memberikan kredit/ pembiayaan untuk perusahaan/ pengusaha mengengah dan besar (korporasi). Dengan posisiku sekarang, aku memungkinkan untuk mengkaji setiap lini usaha dengan sangat mendetil. Di sektor ritel (usaha kecil menengah) misalnya, setiap usaha yang aku proses untuk usulan pembiayaan harus dikaji dari A ampai Z, dari hulu sampai hilir. Sampai benar-benar aku memahami segala seluk beluknya. Dari mana calon debitur mendapatkan bahan mentah, sampai kemana dan bagaimana debitur tersebut memasarkan dan menjual produknya. Kalo aku udah yakin dengan proposalnya, maju deh ke pemutus. Nah disinilah negosiasi terjadi antara pemutus dan bawahannya, hee. 

Kadang proposal di rejek tanpa alasan, kadang proposal diterima dengan seabrek peryaratan. Kalo proposal di rejek oleh pemutus, padahal aku yakin suda analisa dengan benar dan debitur benar-benar layak dibiayai (menerut aku yah, hee) itu rasanya kepala kaya diancurin pake gada besar punya "Ganesha". Hati ini Gundah, gelisah, dan dongkol jadi satu deh di hati, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga kan usaha. Kadang berbuah manis, kadang juga berbuah busuk. 

Tapi aku harus bertahan dan terus melangkah. Motivasi utama adalah pengin dapet debitur yang bagus, bisa beri pembiayaan yang bagus, jaringan tambah, dan profesionalisme ku bisa dibuktikan. Kelihatannya si sepele, tapi prakteknya itu luar biasa susahnya. Otak dan tenaga benar-benar dikuras. 

Dengan modal pengalaman dan jaringan yang bagus aku berharap bisa benar-benar membangun perusahaan yang mumpuni. Walaupun ga jadi jaminan kalo teori pinter prakteknya juga bagus. Hanya saja, dipikiranku sudah terlanjut jadi mindset "Kalo mau sukses harus punya ilmu". Nah di bank inilah aku belajar dan benar-benar mencerna ilmu yang banyak. Kan kalau mau jadi pemimpin yang bagu, kita juga harus menjadi pengikut yang bagus. Kalo ga mau jadi bawahan yang bagus, ga bakal tuh bisa jadi pimpinan yang bagus. Aku yakin itu 1.000%. 

Tantangan terbesarnya saat ini adalah aku belum punya banyak jaringan dan pengetahuan, so biar bisa eksis dan punya segudang pengetahuan dan jaringan adalah dengan berjuang. Berjuang dapetin nasabah yang bagus, memberikan solusi terbaik untuk usahanya, kemudian dapet referral, dan akhirnya akan tambah banyak jaringan. 

Sekian dulu prolognya, salam AOUC.


1 komentar:

ekurniadinotes mengatakan...

Ane suka quote nte jal "Klo g mau jadi bawahan bagus g bakalan jadi pemimpin yang bagu" haha
idenya keren si, Account Officer Undercover (AOUC)
sukses bro

Posting Komentar