Headline

IMAGE-1 IMAGE-2 IMAGE-3 IMAGE-4 IMAGE-5 IMAGE-5

Kamis, 27 Desember 2012

Penyebab Krisis "Subprime Mortgage" Amerika


Krisis global tahun 2008 yang berawal dari krisis keuangan Amerika Serikat terjadi karena banyaknya default payment dari instrumen credit default swap di pasar keuangan Amerika Serikat.  Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitor dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi. Penyaluran subprime mortgage di AS mengalami peningkatan pesat yakni sebesar US$ 200 miliar pada 2002 menjadi US$ 500 miliar pada 2005.[1]
Meskipun subprime mortgage yang menjadi awal terciptanya krisis, namun sebenarnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan keseluruhan kerugian yang dialami oleh perekonomian dunia secara keseluruhan. Kerugian besar yang terjadi bersumber dari praktik pengemasan subprime mortgage tersebut ke dalam berbagai bentuk sekuritas lain, yang kemudian diperdagangkan di pasar finansial global.

Pada tahap pertama, sekuritisasi dilaksanakan terhadap sejumlah subprime mortgage sehingga menjadi sekuritas yang disebut mortgage-backed securities (MBS). Dalam sistem keuangan modern, praktik sekuritisasi MBS ini merupakan suatu hal yang telah lazim, dan bahk
an pada tahun 2006 jumlah kredit perumahan di AS (mortgage) yang disekuritisasi menjadi MBS telah mencapai hampir 60% dari seluruh outstanding kredit perumahan. 
Proses sekuritisasi ini melibatkan pihak ketiga baik institusi pemerintah (antara lain lembaga Fannie Mae dan Freddie Mac) maupun swasta. Dalam proses sekuritisasi ini, pihak ketiga melakukan pengemasan dengan melakukan penggabungan sejumlah mortgage, yang selanjutnya dijual kepada investor yang berminat. Untuk menanggulangi risiko gagal bayar (default), maka pihak ketiga sekaligus bertindak sebagai penjamin.
Praktik sekuritisasi mortgage ini ternyata tidak berhenti sampai di sini. Melalui rekayasa keuangan (financial engineering) yang kompleks, MBS kemudian diresekuritisasi lagi menjadi jenis sekuritas yang dikenal sebagai Collateralised Debt Obligations (CDOs). Sejalan dengan jumlah MBS yang terus meningkat, persentase jumlah MBS yang diresekuritisasi menjadi CDOs juga mengalami peningkatan pesat. Dalam skala global, total penerbitan CDOs pada 2006 telah melebihi US$ 500 milar, dengan separuhnya didominasi oleh CDOs yang bersumber dari MBS.
Pada tahun 2004 total penerbitan CDOs global baru berada pada level sekitar US$ 150 miliar. Selain dalam bentuk CDOs, MBS juga diresekuritisasi dalam beberapa bentuk sekuritas lain yang sudah sulit dilacak bentuk maupun jumlahnya, diantaranya sekuritas SIV (Structured Investment Vehicles). Maraknya perdagangan CDOs di pasar global juga dipengaruhi hasil rating yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemeringkat internasional, yang cenderung underpricing terhadap risiko dari produk-produk derivatif di atas. Kondisi ini pada akhirnya memberi pukulan berat pada pasar perumahan AS, yang ditandai dengan banyaknya debitur yang mengalami gagal bayar. 
Gelombang gagal bayar yang terjadi bersamaan dengan jatuhnya harga rumah di AS, akhirnya menyeret semua investor maupun lembaga yang terlibat dalam penjaminan ke dalam persoalan likuiditas yang sangat besar. Salah satu yang terkena dampak buruk dan harus bangkrut diantaranya adalah Lehman Brothers. Raksasa-raksasa finansial tak ada satupun yang bisa lari dari dampak buruk krisis ini.
Krisis yang disebabkan gagal bayar (default) ini menunjukkan bahwa institusi keuangan harus mengontrol likuiditasnya lebih cermat dengan melakukana menajemen resiko yang efektif dan efisien. Maka dari itu, pertumbuhan permintaan (demand) terhadap manajemen resiko yang efektif dan lebih transparan semakin bertambah besar dalam pasar keuangan internasional (Derayati dan Kader : 2010 hal 1).[2] 



[1] Detik finance, 2009, kronologi dan latar belakang krisis finansial global, per 15 April 2009 <http://finance.detik.com/read/2009/04/15/kronologi-dan-latar-belakang-krisis-finansial-global> diakses pada tanggal 28 November 2012
[2] Derayati dan Kader. 2010. Risk Calculation of Interest Rate Swaps for Cinnober Financial Technology AB. Master’s Thesisi; School of Royal Institute of Technology. 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus Zal blognya, keep it up!

Unknown mengatakan...

kalau bisa buat kamus ekonominya juga, jadi saya yang orang awam mengerti arti bahasa ekonomi

Posting Komentar